Pentingnya Positive Material Identification (PMI)

PMI atau (Positive Material Identification) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa komposisi kimia pada material dengan cara membaca persentase elemen yang ada pada material tersebut. Dalam melakukan PMI digunakan beberapa teknik seperti pengggunaan  fluoresensi sinar X atau X-ray fluorescence (XRF) dan spektrometri emisi optik (OES).

Positive Material Identification biasanya dilakukan ketika untuk pengetesan material pada barang seperti Valve atau ketika sertifikat material hilang atau material tersebut tidak jelas komposisi paduannya. Ketika dilakukan perbaikan yang mengharuskan material pengganti harus sama maka PMI tes ini sering dilakukan.

Cara pengujian sangatlah simple, Cukup dengan menempelkan mata PMI Gun kepada bidang material uji dan menekan tombol pengujian. Setelah beberapa lama maka alat PMI akan menampilkan komposisi kimia material tersebut dilayar tampilan.

Kegunaan dari PMI (Positive Material Identification)

Pengecekan suatu Material dalam sebuah bahan utuh

Pengecekan rutin pada sebuah material yang tidak dapat dipotong.

Pengecekan rutin pada sebuah material yang tidak dapat dipotong.

Material yang telah bercampur dengan kandungan lain

Dokumen identifikasi material (misalnya mill certificate, sertifikat EN 10204) telah hilang

Pengecekan Material Tertentu

Metode Jasa PMI (Positive Material Identification)     

Metode yang digunakan untuk PMI

1.X-ray fluorescence        

Ia merupakan emisi sinar-X karakteristik “sekunder” (atau fluorescent) dari bahan yang telah tereksitasi dengan membombardir sinar-X energi tinggi atau sinar gamma. Fenomena ini banyak digunakan untuk analisis unsur dan analisis kimia, khususnya dalam penyelidikan logam, kaca, keramik dan bahan bangunan. Kemudian dapat juga digunakan untuk penelitian geokimia, ilmu forensik, arkeologi, dan benda-benda seni, seperti lukisan dan mural

2. Spektroskopi Emisi Optik (OES):

metode analisis kimia yang menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan dari nyala api, plasma, busur, atau percikan pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan kuantitas unsur alam sampel.